Diterbitkan hari Sabtu, 13 November 2021
Ditulis oleh George Reinnold Loupatty

II Petrus 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Tuhan telah menganugerahkan segala sesuatu kepada kita, menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar. Ini bagian yang Tuhan telah kerjakan melalui Yesus Kristus. Disini juga terlihat apa yang menjadi bagian kita, yaitu :

1. Pengenalan akan Dia.
2. Mengambil bagian dalam kodrat ilahi.
   Kata kodrat sendiri berasal dari bahasa Yunani “Phusis” yang berarti nature, atau dalam bahasa Inggrisnya adalah divine nature. Divine nature berarti sifat ilahi.

Hari ini kita akan melihat kehidupan yang mengambil bagian dalam kodrat (sifat ilahi). Kehidupan ilahi adalah kehidupan kuasa. I Korintus 4:20 Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa. Salah satu kehidupan kuasa dimaksud adalah “kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini. (I Korintus 4:12-13)

Jadi, perkataan yang dimaksud pada ayat 20 adalah perkataan sombong, yang tidak berkekuatan hidup. Sebab Paulus pun membuktikan bahwa hidup yang berkuasa adalah hidup yang penuh dengan perkataan memberkati, perkataan yang ramah.

Perkataan (lidah) kita mempunyai banyak pengaruh dan kuasa atas masa depan dan bahkan kehidupan sehari-hari kita. Perhatikan apa yang dinyatakan mazmur Daud :
Mazmur 34:13 Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? 14 Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; (bnd I Petrus 3:10).

Firman Tuhan sangat jelas bahwa jika kita ingin mencintai hidup dan melihat hari-hari baik, yang perlu kita lakukan adalah menahan lidah dari perkataan yang jahat. Kedengarannya sederhana, namun itulah lidah yang penuh kuasa.

Yakobus 3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. 5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. 3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

Di dalam kitab Amsal, Salomo juga menyatakan :
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18:21)

Tuhan ingin kita melihat dan mengalami hari-hari baik. Kembali kepada I Petrus 3:8-10, alasan ketika Petrus mengingatkan akan mazmur Daud tadi. I Petrus 3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, 9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: 10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

Petrus mngutip ayat ini dalam konteks hubungan dengan orang-orang di sekeliling kita. Ketika kita sudah diubahkan oleh anugerah, Tuhan juga ingin mengubah hubungan kita dengan orang-orang, dimulai dari psangan, anak-anak, orang tua, kerabat, sahabat, rekan kerja, pegawai, rekan bisnis dan orang lain yang berhubungan dengan kita. Tuhan pertama-tama mengubah hubungan kita dengan Tuhan dari dalam keluar, dan anugerah yang kita alami akan meluap ke dalam semua hubungan yang ada.

Kata asli Yunani untuk berkat dalam I Petrus 3:9 adalah eulogeo, yang berarti “berkata yang baik”, dari situlah kata inggris “eulogy” (sanjungan). Jadi setiap kali kita berkata baik tentang sesuatu, kita memberkati hal tersebut dan menjadi berkat. Jadi berkatalah yang baik tentang pernikahan, tentang anak-anak, tentang keluarga, tentang teman-teman kita. Berkatilah tubuh kita, jangan terus berkata tubuh kita semakin tua. Berkatalah yang baik akan hubungan kita dengan Tuhan, nyatakan bahwa kita adalah anak Tuhan, kekasih Tuhan, sahabat Tuhan. Deklarasikan perlindunganNya, perkenanan, dan kebenanaranNya atas kita.

Perhatikan yang Yesus lakukan, Ia berkata kepada pohon ara dan pohon itu kering, Ia berkata kepada setan-setan dan mereka pergi, Ia berkata kepada angin dan gelombang dan jadi tenang, Ia bekata kepada tubuh yang sakit dan menjadi sembuh.

Saudara, Tuhan peduli dengan kita, itu berarti Ia peduli dengan apa yang kita pedulikan juga. Filipi 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Mari kita perhatikan apa yang Yesus katakan kepada pohon ara dalam Markus 11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.

Itu yang Yesus katakan namun perhatikan apa yang dikatakan oleh Petrus didalam Markus 11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."

Perhatikan bahwa Yesus tidak pernah berkata bahwa Aku mengutuk pohon ara ini, namun Petrus mengatakan bahwa Yesus mengutuk pohon ara itu. Namun demikian, Yesus tidak mengoreksi Petrus yang menggunakan kata kutuk. Kata negatif yang diucapkan setara dengan kutuk. Seringkali kita tidak menyadari bahwa tanpa sengaja mengutuk diri sendiri dan orang-orang sekitar dengan kata-kata negatif ketika membicarakan diri sendiri atau orang lain. Kata-kata kekalahan, kemarahan, kepahitan, dan keluhan adalah negatif (kutuk).

Ketika Tuhan melihat kegelapan (pada saat penciptaan), Ia tidak berbicara tentang kegelapan, Ia tidak berkata tentang apa yang dilihatNya, namun sebaliknya Ia mengucapkan apa yang ingin dilihatNya, yaitu jadilah terang.

Ketika Abram masih mandul, Tuhan mengubah namanya menjadi Abraham yang berarti “Bapa sejumlah besar bangsa” (Kejadian 17:5).
Ketika orang mati sebelah tangan menghampiri Tuhan, Yesus malah meminta ia mengulurkan tangannya (Matius 12:10-13).
Ketika Tuhan bertemu dengan orang menderita sakit 38 tahun di kolam Betesda, Ia berkata bangunlah. (Yohanes 5:5-9).

Dengan mata jasmani, manusia melihat abram mandul, orang mati tangan sebelah sebagai orang yang cacat, orang di tepi kolam betesda sebagai orang yang tidak berpengharapan. Tetapi Tuhan melihat dan berkata dengan berbeda.

Ubahlah perkataan kita, ubahlah hidup kita. Singkirkanlah kata-kata negatif dalam hidup kita dengan perkataan anugerah Tuhan, kasih dan kuasa.

Kita tidak meminta apa yang kita lihat namun apa yang hendak kita lihat atas kehidupan kita, atas keluarga, atas pelayanan di tengah kota dan pulau ini.

Hal ini sejalan dengan karya penebusan atas hidup kita, yang telah menebus kita dari cara hidup yang sia-sia.(I Petrus 1:18).

Tuhan Yesus memberkati.

• KEROHANIAN (11)
• KESAKSIAN (0)
• KESEHATAN (0)
• PENDIDIKAN (0)
• RUPA-RUPA (0)

Apa tema ibadah PD BPS yang ingin Anda dalami?
Accountable
Love
Integrity
Unity
Serve

Hasil

• 
• 
•